Translate

Monday, 1 December 2014

Aplikasi Relay : Rangkaian Kontrol Star-Delta Manual

Kontrol starting star-delta atau diasebut juga bintang-segitiga digunakan untuk mengontrol starting motor 3 fasa yang berdaya besar, mengenai karakteristik star-delta dapat dilihat pada post Karakteristik Motor 3 Fasa Star - Delta. dalam kesempatan kali ini kita bahas mengenai kontrol manual dan konsepnya

Pada kontrol motor star-delta diperlukan 3 buah kontaktor/relay. dari ketiganya setiap kontaktor memiliki fungsi masing - masing yaitu :
- kontaktor 1 (K1) digunakan sebagai kontak utama atau penghubung motor ke sumber tegangan 3 fasa
- kontaktor 2 (K2) digunakan untuk menghubungkan kontak bintang/star
- kontaktor 3 (K3) digunakan untuk menghubungkan kontak segitiga/delta
- tombol OFF untuk mematikan
- tombol ON untuk menyalakan
- tombol Y/D untuk memindah dari bintang ke segitiga
- lampu sebagai indikator




karakteristik kerja rangkaian adalah tombol ON diaktifkan maka K1 dan K2 akan bekerja bersamaan (motor kerja bintang/star) kemidian tombol Y/D ditekan maka K1 tetap menyala K2 mati dan K3 menyala (mode motor segitiga/delta) untuk rangkaian daya motor dapat dilihat di pos Rangkaian Daya Motor 3 Fasa : Perbedaan Rangakaian Star - Delta

file rangkaian skema pada fluidsim dapat diunduh disini

semoga bermanfaat.. 

Wednesday, 12 November 2014

Rangkaian Daya Motor 3 Fasa : Perbedaan Rangakaian Star - Delta


Rangkaian star dibentuk dengan menghubungkan terminal u2, v2, w2 menjadi satu 
sedangkan untuk delta u2 terhubung ke v1, v2 ke w1 dan w2 ke u1

Rangkaian Daya Motor 3 Fasa : Forward - Reverse


Untuk membalik putaran motor 3 fasa cukup mudah yaitu dengan membalik salah satu fasa-nya saja sebagai contoh pada gambar rangkaian tersebut yang dibalik adalah S dan T.

jika yang dibalik adalah R dan T atau R dan S apakah akan berputar reverse? jawabannya Ya.

jika yang dibalik ketiganya menjadi S R T maka motor akan berputar forward.

Karakteristik Motor 3 Fasa Star - Delta

Pada penggunaan motor-motor 3 fasa sering kita dengar istilah starting star-delta atau bintang-segitiga, tentunya timbul pertanyaan mengapa perlu dibuat demikian?, kenapa tidak star saja atau delta saja kan lebih simpel?

Tentunya ada beberapa alasan kenapa dibuat demikian berikut kita bahas singkat kedua karakteristik motornya

Kita ambil contoh motor 3 fasa 120KW

karakteristik jika dihubungkan Delta/Segitiga



karakteristik jika disambung Star/Bintang



perbandingan star dan delta


Setelah kita amati dari grafik dapat dilihat karakter dari masing-masing mode motor dari motor Delta untuk torsi memang lebih besar tetapi pada saat starting konsumsi arusnya + 7 kali dari ketika kontiyu sedangkan motor Star nilai torsinya relatif lebih kecil akan tetapi konsumsi arusnya hanya + 3 kali saja sehingga dapat dikurangi untuk efek drop daya listrik ketika starting motor



sumber

Semoga bemanfaat, Terimakasih

Wednesday, 29 October 2014

Relay Application : Manual Forward - Reverse DC Motor

Make a manual  Forward - Reverse DC Motor schema using relay is simple.

Why this is simple? ya, you only need a DPDT relay and 2 switch one for ON/OFF motor and the other for mode F/R also don't forget the DC motor.
the schema like on the image below
Switch SW1 for controlling the motor DC forward or reverse (ON/OFF Relay) and the SW2 for ON/OFF the DC motor

this is so simple isn't? Lets Try
for another applycation you can change the switch mode with electronics control like timer or anything do you want.
Thanks


Tuesday, 28 October 2014

Fix a Flashdisk Problem Need to Format (RAW) Using Command Prompt (CMD)

A flashdisk need to format because some of the causes, like :
1. A hardware fault
2. Viruses
3. Need maintenace

From of the three, the no. 1 is cannot fix by the computer but no. 2 and 3 may fix using some methode, one of the methode is use the function on CMD.
There are 2 methode fix flashdisk need format using CMD that is :
Use Format function on CMD

1. Use commnd "format"
- first plug the flash on computer
- look the flash drive on  --- example drive (H:)
- open Commnd Prompt (CMD)
- type command "format [drive location]" ---- ex. drive location on H: then type format H: (look at pics below)
- click Enter then wait the process completed
- The flash will be formated to FAT32 type
- After completed please unplug flashdisk then plug again



2. Use command "CHDSK"
- first plug the flash on computer
- look the flash drive on  --- example drive (H:)
- open Commnd Prompt (CMD)
- type command "CHDSK [drive location] /R" ---- ex. drive location on H: then type CHDSK H: /R (look at pics below)

note :
> /R use if you want format + repair
> /F use if you want format only

- click Enter then wait the process completed
- The flash will be formated to FAT32 type
- After completed please unplug flashdisk then plug again


Hope the flash could be fixed

Thanks

Saturday, 25 October 2014

Mengatasi Flashdisk "Please Format Disk Before Use"

Untuk Flashdisk yang minta diformat, ada beberapa penyebabnya:
1. Memang sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki
2. Minta diperbaiki
3. Kena virus

Ada bebrapa langkah ntuk mengatasinya, diantaranya :
>Melakukan Format melalui CMD
ketik cmd pada "run"
lalu ketik "format" [drive flashdisk kita]
jika flash kita berada di (H:)
maka lakukan perintah "format H:"

tunggu hingga selesai
jika berhasil, coba masukkan kembali flashdisk ke komputer, apakah masih minta diformat.
semoga saja sudah kembali seperti semula.

>Melakukan Format melalui CMD (part 2)
kali ini menggunakan perintah CHDSK
ketik cmd pada "run"
lalu ketik "CHDSK" [drive flashdisk kita] /R
misalkan CHDSK H:/R
tunggu hingga selesai
jika berhasil, coba masukkan kembali flashdisk ke komputer, apakah masih minta diformat.
semoga saja sudah kembali seperti semula.
gunakan "/R" untuk format + repair
gunakan "/F" untuk format saja

semoga bermanfaat


Monday, 29 September 2014

Buku Produktif SMK Kurikulum 2013




Berikut merupakan buku-buku mata pelajaran produktif SMK untuk kurikulum 2013, meskipun belum tersedia lengkap untuk pelajaran produktif SMK jurusan mesin, otomotif, elektro, elektronika, bangunan dan informatka sudah tersedia. Untuk menapatkannya silakan dapat diunduh pada link berikut


semoga bermanfaat

Saturday, 6 September 2014

Counter 1 Digit

Counter adalah rangkaian pencacah atau rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang masuk.

IC Counter tersedia dalam bermacam-macam seri antara lain SN 7490, 7492, 7493. Dalam percobaan ini digunakan counter dengan type SN 7490 yang digunakan sebagai counter BCD/Pembagi 10/Decade counter. Counter ini terdiri dari 4 buah JK Flip-Flop. Terminal Reset digunakan untuk mengembalikan semua outputnya ke logic “0”. untuk masing - masing karakteristiknya kita bahas lain kali.

Digit Counter :

Rangkaian 1 digit counter ini dapat digunakan untuk melakukan perhitungan pulsa-pulsa logic, maksimum penunjukannya adalah 9. Pada pulsa yang ke-10 rangkaian ini dengan sendirinya akan memberikan penunjukkan “0” pada displaynya. Hal yang sama dapat juga dilakukan dengan me Reset rangkaian counter ini.
Rangkaian 2 digit counter ini dapat digunakan untuk melakukan perhitungan pulsa-pulsa logic, maksimum penunjukannya adalah 99. Pada pulsa yang ke-100 rangkaian ini dengan sendirinya akan memberikan penunjukkan 0 0.
Untuk membuat 2 digit counter digunakan 2 unit decade counter yang terhubung secara seri karena input A dari rangkaian decade counter yang kedua mendapat pulsa-pulsa logic dari output D decade counter yang pertama, sehingga untuk setiap 10 pulsa input yang dihitung oleh rangkaian decade counter yang pertama akan memberikan 1 pulsa logic ke input A dari rangkaian decade counter kedua.

gambar di atas merupakan contoh rangkaiannya untuk counter 1 digit dengan IC 7490. IC 7447 merupakan dekoder untuk BCD ke 7segmen sebagai penampil

Tuesday, 26 August 2014

IC 555 : Pengatur Kecepatan Motor DC Sederhana

Dalam menggunakan motor DC sering kali kita kebingungan bagaimana cara mengatur putaran motor tetapi tenaga atau torsi motor cenderung tetap. Jika kita mengatur besarnya tegangan saja motor memang berubah kecepatannya tapi torsinya akan hilang karena kekurangan supply daya.

Salah satu cara untuk mengatur kecepatan motor adalah dengan metode PWM (Pulse Width Modulation) atau modulasi lebar pulsa. Bagi yang terbiasa menggunakan mikrokontroler mungkin sudah terbiasa dan sangat mudah untuk membuat PWM karena hanya tinggal membuat program PWM sederhana. Tetapi bagi pemula atau yang belum mengenal mikrokontroler ada cara yang mudah dan murah untuk membuat pengatur kecepatan motor DC dengan PWM yaitu dengan IC 555.
Rangkaian ini adalah aplikasi IC 555 yang memodifikasi rangkaian Astable Multivibrator.

Dengan modal sekitar Rp.10 ribuan (tentunya belum termasuk motornya hehe..) kita dapat membuat rangkaiannya. berikut list komponen yang dibutuhkan :
1. Resistor 1K Ohm (1 buah)
2. Resistor 330 Ohm (1 buah)
3. Potensiomater 50K Ohm (1 buah)
4. kapasitor keramik/milar 100nF (1 buah)
5. kapasitor keramik/milar 10nF (1 buah)
6. IC 555 (1 buah)
7. dioda 1N4001 (2 buah)
8. dioda 1N4004 (1 buah)
9. Transistor BD139 (1 buah)

    catatan : 
untuk motor dengan power/daya yang besar dapat diganti tipe transistornya. 
tegangan maksimum rangkaian adalah 18V (disarankan maksimum 15V)

berikut adalah rangkaiannya :

gambar rangkaian PWM generator dengan IC 555


BD139


untuk mengatur kecepatan motor/PWM dengan merubah memutar potensiometernya.


UPDATE #1 :
gambar rangkaian PWM genarator untuk 24V



IRFZ44N


7815


Komponen PWM 24V:
1. IC 555 (1 buah)
2. dioda 1N4002/1N4004/1N4007 (3 buah)
3. Potensiometer/variable resistor 10K (1 buah)
4. resistor 1K (1 buah)
5. resistor 33K (1 buah)
6. kapasitor milar/keramik 100nF (1 buah)
7. kapasitor milar/keramik 10nF (1 buah)
8. elco 470uF/25V (1 buah)
9. MOSFET IRFZ44N (1 buah)
10. regulator 7815 (1 buah)




UPDATE #2 :

gambar rangkaian untuk motor dengan spek 1A s/d 5A dengan tegangan kerja 5V s/d 18V 



Komponen :
1. IC 555 (1 buah)
2. dioda 1N4002/1N4004/1N4007 (3 buah)
3. Potensiometer/variable resistor 10K (1 buah)
4. resistor 1K (1 buah)
5. resistor 33K (1 buah)
6. kapasitor milar/keramik 100nF (1 buah)
7. kapasitor milar/keramik 10nF (1 buah)
8. elco 470uF/25V (1 buah)
9. MOSFET IRFZ44N (1 buah)


 
cukup sederhana kan......... semoga bermanfaat
selamat mencoba

Thursday, 21 August 2014

Bit Parity

Bit parity merupakan bilangan biner yang ditambahkan untuk meyakinkan bahwa jumlah bit yang dikirimkan mempunyai angka satu yang selalu genap atau ganjil. Ada dua varian bit parity, yaitu even parity bit dan odd parity bit.

Even parity bit diset ke 1 jika jumlah angka 1 yang dikirimkan berjumlah ganjil (berarti membuat total angka 1 berjumlah genap). 
Odd parity bit akan diset ke 1 jika jumlah angka 1 yang dikirimkan berjumlah genap (berarti membuat total angka 1 berjumlah ganjil).

Berikut gambaran even dan odd parity bit:
Jika jumlah bit ganjil (termasuk bit parity) berubah pada waktu transmisi, maka bit parity menjadi tidak benar dan mengindikasikan adanya kesalahan pada waktu pengiriman. Oleh karena itu, bit parity merupakan kode pendeteksi kesalahan (error detecting code), dan bukan merupakan kode pengoreksi kesalahan (error correcting code) karena tidak ada cara untuk menentukan bit mana yang keliru. Data harus diabaikan seluruhnya dan mengulangi lagi transmisi dari awal. Pada media transmisi yang terganggu, transmisi yang berhasil akan membutuhkan banyak waktu atau tidak berhasil sama sekali. Parity mempunyai keuntungan, yaitu hanya menggunakan satu bit saja dan membutuhkan satu saja gerbang XOR untuk men-generate-nya.


gambar blok diagram parity generator dan parity checker


Bit parity checking sering digunakan untuk transmisi karakter ASCII, karena karakter ini hanya mempunyai 7 bit dan bit ke-8 dapat digunakan untuk bit parity. Sebagai contoh, diasumsikan pengiriman 4 bit dengan nilai 1001, dengan bit parity terletak di sebelah paling kanan. Penjelasan transmisi menggunakan even parity, sebagai berikut:
A akan mengirim : 1001
A menghitung nilai bit parity : 1^0^0^1 = 0
A menambahkan bit parity dan kirim : 10010
B menerima : 10010
B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^0 = 0
B melaporkan bahwa transmisi berhasil dengan parity yang benar (genap).

Jika transmisi menggunakan odd parity, maka penjelasannya sebagai berikut:
                     A akan mengirim : 1001                     
                     A menghitung nilai bit parity : ~(1^0^0^1) = 1                     
                     A menambahkan bit parity dan kirim : 10011                     
                     B menerima : 10011                     
                     B menghitung keseluruhan parity : 1^0^0^1^1 = 1
                     B melaporkan bahwa transmisi berhasil dengan parity yang benar (ganjil)

           semoga bermanfaat, teriakasih.......

Wednesday, 20 August 2014

IC 555 : BISTABLE MULTIVIBRATOR

Bistable multivibrator adalah rangkaian fungsi yang dapat dibentuk oleh IC 555 yang berfungsi sebagai sebuah flip-flop, dapat disebut demikian karena dalam rangkaian ini ada dua kondisi mantap yang diperoleh dari output rangkaian.

Mode ini disebut juga Schmitt Trigger. pada mode ini IC 555 dapat beroperasi sebagai flip-flop jika kaki DIS (Discharge) atau pin 7 tidak terhubung ke kapasitor. kegunaanya meliputi pencacah biner, dan bouncefree switch latched

gambar rangkaian bistable


rangkaian akan bekerja seperti SR flip-flop atau Schimtt trigger yaitu output berlogika 1 jika trigger (set) dihubungkan ke ground




sekian posting ini semoga bermanfaat terimakasih

Tuesday, 24 June 2014

CorelDraw X7





Corel draw merupakan software desain berbasis vektor yang banyak digunakan desainer, corel biasanya digunakan untuk mendesain seperti logo, background tamplate, desain kaos, banner dll. Coreldraw x7 merupakan versi terbaru yang dirilis awal tahun 2014 ini selain segi tampilan ada beberapa fitur tambahan dari seri software desain corel sebelumnya.

spesifikasi :
Windows 7 SP1/ Windows 8/8.1
Processor: Intel Core 2 Duo atau AMD Athlon 64 atau yg lebih besar
Memori RAM: 2 GB atau yg lebih besar 
Hardisk Kosong: 1 GB (Disarankan 2 GB lebih) 
Resolusi layar/Monitor: 1280 x 768





Desain Vektor vs Bitmap



Dalam membuat desain grafis ada yang perlu dipertimbangkan mengenai tipe desain yang kita pilih. yaitu jenis vektor dan bitmap. keduanya memiliki karakteristik masing-masing, berikut ulasan singkat mengenai keduanya :

Vektor
> disusun oleh objek geometris (kurva) berdasrkan perhitungan matematis
> resolution independent (tidak terpengaruh resolusi)
> kualitas tetap jika diperbesar
> ukuran penyimpanan file relatif kecil
> format file AI, CDR, FH, EPS
> cocok untuk ilustrasi sederhana tanpa memadukan banyak warna, seperti desain logo, tulisan dll
> software Coreldraw, Adobe Illustrator, Inkscape

Bitmap
> disusun oleh objek berupa titik (pixel)
> resolution dependent (terpengaruh resolusi)
> gambar pecah jika diperbesar lebih dari batas toleransinya
> ukuran penyimpanan file relatif besar
> format file PSD, TIF, JPEG, GIF, PNG
> cocok untuk ilustrasi yang memadukan banyak warna, seperti editing foto
> software Corel photopaint, Adobe Photoshop, Adobe Firework, GIMP



semoga bermanfaat ....

Sunday, 18 May 2014

IC 555 : ASTABLE MULTIVIBRATOR

Astable Multivibrator

Aplikasi IC 555 yang satu ini merupakan kebalikan dari aplikasi sebelumnya yaitu monostable. pada astable sesuai dengan namanya yaitu astable yang artinya tidak stabil karena rangkaian ini tidak memiliki keadaan output yang stabil atau berubah-ubah. dari keadaan tersebut dapat dimanfaatkan untuk beberapa aplikasi dalam rangkaian kendali. keadaan ini diperoleh dari pengisian dan pengosongan kapasitor

Pada aplikasi ini IC 555 beroperasi sebagai osilator gelombang kotak (Square Wave Oscilator). kegunaannya sebagai generator pulsa, alarm keamanan, pemodulasi, lampu blink (kedip), dan sebagainya

rangkaian astable multivibrator adalah sebagai berikut :

gambar rangkaian astable multivibrator

rangkaian ini paling sering digunakan sebagai osilator gelombang kotak / pembangkit pulsa, terdapat perhitungan untuk nilai frekuensi output yang kita inginkan :

f = 1 / { ln (2) . (R1 + 2.R2) . C }

atau
karena nilai ln (2) ~ 0,7 sering juga dirumuskan sebagai berikut :

f = 1 / { 0,7 . (R1 + 2.R2) . C }

dengan keterangan sbb. :
f = frekuensi (Hz)
R1 dan R2 = resistor rangkaian (Ohm)
C = kapasitor rangkaian (Farad/F)

sebagai contoh : 

jika kita memiliki rangkaian astable dengan komponen berikut : R1 = 10 KOhm, R2 = 2 KOhm dan kapasitor (C) = 1 uF, maka nilai frekuensi outputnya adalah :

f = 1 / { 0,7 . (10000 + 2 . 2000) . 0,000001}

f = 102,04 Hz

jadi frekuensi output / gelombang output rangkaian adalah 102 Hz

seperti yang kita tahu sebelumnya bahwa karakteristik dari IC 555 adalah sebagai berikut :

Reset
Threshold
Trigger
Output
< 1V
-
-
0
-
> 2/3 Vcc
-
0
> 1V
< 2/3 Vcc
< 1/3 Vcc
1
> 1V
< 2/3 Vcc
> 1/3 Vcc
Memori
Control Voltage terhadap Common /GND terpasang Capasitor 0,001 mF

dalam perancangan yang biasa kita tentukan awal adalah ingin mencari berapa frekuensi output yang akan kita cari :

T = 0,7 . (R1 + 2.R2) . C

sedangkan nilai frekuensi adalah 

f = 1 / T
T = 1 / f



ketarangan :
T = periode gelombang (detik/sekon)
f = frekuensi (Hz)
R1 dan R2 = resistor rangkaian (Ohm)
C = kapasitor rangkaian (Farad/F)
nilai 0,7 dari ln (2).

dalam pengaplikasiannya selain nilai frekuensi yang kita cari masih ada parameter lain yang harus kita perhatikan yaitu duty cycle. 

apa itu ???

duty cycle ialah perbandingan pulsa high dan pulsa low pada satu gelombang. jika dalam suatu rangkaian astable MV dikatakan memiliki frekuansi output 2 KHz dengan duty cycle 70% berarti dalam sebuah periode gelombang output rangkaian 70% -nya adalah pada periode High

rumus duty cycle :
D = 1 - R2 / (R1 + 2.R2)

untuk periode high dan low

Th = D . T

R1 = {T / (0,7 . C)} – 2.R2 

dan 

Tl = T - Th

R2 = Tl / (0,7 . C) 

keterangan : 
D = Duty cycle  (%)
T = periode (detik/sekon)
Th = periode pulsa High (detik/sekon)
Tl = periode pulsa Low (detik/sekon)
R1 dan R2 = resistor rangkaian (Ohm)
C = kapasitor rangkaian (Farad/F)
nilai 0,7 dari ln (2).



gambar contoh pengukuran frekuensi output

dalam pengukuran diatas diapat dilihat periode gelombang adalah 508,7 us


gambar pengukuran duty cycle Th

dalam pengukuran diatas diapat dilihat periode gelombang pada saat pulsa high adalah 352,5 us

dutycycle = (352,5/508,7) x 100% = 69,92% atau kira-kira 70%


perlu diketahui untuk duty cycle minimum yang dapat dicapai oleh IC 555 adalah 50% jadi untuk membuat rangkaian astable multivibrator dengan duty cycle kurang dari itu diperlukan rangkaian tambahan yaitu rangkaian inverting atau pembalik baik dari gerbang NOT maupun transistor..... kita akan bahas pada post-post mendatang

Kasus :
semisal kita akan membuat sebuah osilator gelombang kotak dengan fout = 20 KHz dengan duty cycle = 60%, berikut adalah langkah-langkahnya :

tentunkan nilai kapasior (C) yang akan dipakai : misal 1 nF

(kita sebenarnya dapat memilih menentukan besar C atau R2 terlabih dahulu tetapi penulis menyarankan menentukan C saja karena jika yang dihitung adalah C biasanya nilainya sulit dicari di pasaran sedangkan R dapat menggunakan R variabel)

cari periode gelombang
T = 1/f = 1/20000 = 50 us

cari periode masing-masing keadaan
Th = D . T = 60% . 50 us = 30 us

Tl = T - Th = 50 - 30 = 20 us

hitung nilai R2

R2 = Tl / 0,7 . C 
R2 = 0,00002 / 0,7 . 0,000000001
R2 = 2000 / 0,7
R2 = 28571 Ohm ~ 29K

hitung nilai R1

R1 = (T / 0,7 . C) - 2 . R2
R1 = (0,00005 / 0,7 . 0,000000001) - 2 . 28571
R1 = 71428 - 57142
R1 = 16986 Ohm ~ 17K

buat rangkaian :

gambar rangkaian astable multivibrator


gambar pengukuran gelombang output pada simulasi livewire


sekian pos kesempatan kali ini semoga bermanfaat, selamat mencoba

terimakasih sudah berkunjung jika ada pertanyaan silakan komennn

Tuesday, 22 April 2014

IC 555 : MONOSTABLE MULTIVIBRATOR

Monostable Multivibrator

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas salah satu aplikasi rangkaian IC555 yang diseebut seperti judul postingan ini. kita akan membahas sifat dari rangkaian serta perancangannya juga pengaplikasiannya.

Monostable berasal dari kata mono yang berarti satu dan stable yang berarti stabil / ajeg. mengapa dinamakan demikian karena sifat dari rangkaian ini IC 555 berfungsi menghasilkan satu keadaan mantap (one-shot) pada outputnya (standby kondisi low dan high selama selang waktu tertentu setelah dipicu). sifat ini dapat dimanfaatkan sebagai pewaktu tunda, pendeteksi pulsa yang hilang, saklar tanpa riak sinyal (bouncefree switch), saklar sentuh, pembagi frekuensi, pulse wide moulation (PWM), dan kapasitansi meter.

Rangkaian dasar monostable

gambar rangkaian dasar monostable

konsep utama rangkaian ini adalah memanfaatkan pengisian dan pengosongan kapasitor sebagai waktu tundanya. untuk lamanya penundaan dapat dihitung dengan rumus berikut :

Td = 1,1 RC

keterangan :
Td : time delay / waktu tunda (sekon)
R : resistor rangkaian (Ohm)
C : kapasitor rangkaian (Farad)

seperti yang sudah kita ketahui sifat dari resistor adalah penghambat arus maka untuk nilai tunda akan sebanding dengan nilai resistor begitupun untuk kapasitornya.

pada rangkaian monostable ini IC 555 memerlukan trigger/picu pada kaki no. 2 yaitu kaki TRIG, untuk memberi picu ada beberapa cara akan tetapi yang paling mudah adalah menggunakan tombol. berikut contoh rangkaian pemicunya :


gambar rangkaian pemicu menggunakan tombol

rangkaian dibuat sedemikian rupa karena marupakan sifat dasar IC 555 sebagai berikut :

Reset
Threshold
Trigger
Output
< 1V
-
-
0
-
> 2/3 Vcc
-
0
> 1V
< 2/3 Vcc
< 1/3 Vcc
1
> 1V
< 2/3 Vcc
> 1/3 Vcc
Memori
Control Voltage terhadap Common /GND terpasang Capasitor 0,001 mF

berikut ini kita akan membuat monostable dengan waktu tunda Td : 1 sekon/detik. dengan kapasitor kita tetapkan sebesar 10uF.

Td = 1,1 RC

1 = 1,1 R . 10.10-6
1 = 11 . 10-6 R
R = 1 / 11 . 10-6
R = 90909,09 Ohm = 91 KOhm

Nilai tersebut kita bulatkan untuk memudahkan kita mendapatkan komponen. untuk yang paling baik kita dapat menggunakan variabel resistor untuk mendapatkan nilai terdekat dan untuk mengantisipasi nilai resistor yang tidak dijual di pasaran.
Proses selanjutnya adalah membuat rangkaian dengan komponen yang sudah kita hitung sebelumnya,
komponen rangkaian :
1. Rangkaian trigger
Resistor 10 KOhm (1), Kapasitor non polar 100nF (1), Tombol/push ON switch (1), Power supply 9V

2. Rangkaian IC 555
Resistor 91 KOhm (1), Resistor 470 Ohm (1) sebagai pembagi tegangan beban LED karena sumber 9V, Vmax LED 3V, Elco/Kapasitor Polar 10 uF (1), kapasitor non polar 1 nF (1), dan LED (1).
gambar rangkaian satelah kedua rangkaian digambung

penulis menggunakan software simulasi untuk mencoba rangkaian, untuk mendapatkan softwarenya dapat di download pada link berikut

 software simulasi LIVEWIRE

untuk mengetahui apakah benar waktu tunda 1 detik kita dapat menganalisa gelombang outputnya dengan osiloscope yang kita rangkai sedemikian rupa

gambar rangkaian dengan pengukuran CRO

CRO 1 mengukur output dan input kaki 6, 7 IC 555 (pengisian kapasitor)
CRO 2 mengukur input trigger dan input kaki 6, 7 IC 555 (pengisian kapasitor)


gambar grafik hasil pengukuran CRO


analisa grafik 1 dan 2 ;
tampilan grafik dapat dilihat bahwa nilai dari output adalah + 1 detik

gambar analisa gelombang


dari hasil pengamatan menunjukkan sifat karakteristik dari monostable yaitu satu keadaan mantap yaitu low (0V) dan akan aktif high selama beberapa waktu sesuai perhitungan yang kita inginkan berdasrkan nilai R dan C-nya.

rangkaian dapat di download DISINI

sekian pos kesempatan kali ini semoga bermanfaat, selamat mencoba

terimakasih sudah berkunjung jika ada pertanyaan silakan komennn

SUMBER